Tips Mencegah dan Mengatasi Gerakan Tutup Mulut pada Anak
Mengatasi gerakan tutup mulut pada anak adalah istilah yang sering digunakan orangtua zaman now untuk anak balita yang susah makan. Kondisi ini sering kali membuat orang tua kuatir, tetapi hal ini bisa merupakan salah satu fase normal pada perkembangan anak. Biasanya, GTM terjadi pada anak usia 1-3 tahun, ketika mereka mulai menunjukkan kemandirian, termasuk dalam memilih makanan yang mereka suka atau tidak suka. Namun, jika tidak diatasi dengan tepat, GTM bisa berdampak pada tumbuh kembang anak. Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab, dampak, dan cara mengatasi GTM pada anak.
Penyebab Gerakan Tutup Mulut pada Anak
- Tekstur dan rasa makanan
Anak berada dalam fase belajar dan mengenal dunia sekitar. Mereka sedang mencoba meraba rasa tekstur, rasa, bau, dan suhu maknan. Pada saat awal mencoba, mereka mungkin menolak makanan yang terlalu keras, terlalu lembut, atau memiliki rasa yang tidak mereka sukai. - Kejenuhan
Sama seperti orang dewasa, anak yang terus-menerus disajikan makanan yang sama dapat merasa bosan, sehingga menolak untuk makan. - Perubahan pola makan
Saat anak dibawa bepergian, berlibur, atau berkunjung ke rumah kakek nenek, anak mengalami perubahan rutinitas, termasuk perubahan jadwal makan dan jenis makanan yang disajikan. Adaptasi terhadap perubahan ini dapat terlihat sebagai GTM, tetapi sebenarnya ini adalah proses normal yang akan lewat seiring rutinitas kembali normal. - Kondisi emosional
Stres, kelelahan, atau perasaan tidak nyaman dapat memengaruhi perilaku makan anak. Saat merasa tidak nyaman, anak mungkin menolak makan sebagai cara untuk menunjukkan perasaan mereka. - Gangguan medis
Pada beberapa kasus, GTM bisa disebabkan oleh masalah kesehatan seperti gangguan pencernaan, infeksi mulut, atau alergi makanan. Jika GTM berlangsung lama, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui penyebab medis yang mendasarinya. - Gangguan medis
Pada beberapa kasus, GTM bisa disebabkan oleh masalah kesehatan seperti gangguan pencernaan, infeksi mulut, atau alergi makanan. Jika GTM berlangsung lama, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui penyebab medis yang mendasarinya.
Dampak Gerakan Tutup Mulut Jika Tidak Diatasi
Jika GTM berlangsung dalam jangka panjang, bisa berdampak pada kesehatan dan tumbuh kembang anak. Beberapa dampaknya antara lain:
- Kurangnya asupan nutrisi
Anak yang menolak makan berisiko mengalami kekurangan gizi, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik (weight faltering, stunting, dll) dan perkembangan otak. - Masalah makan di masa depan
Kebiasaan GTM yang tidak diatasi bisa berkembang menjadi gangguan makan di masa mendatang, seperti pilih-pilih makanan atau makan berlebihan.
Cara Mengatasi Gerakan Tutup Mulut pada Anak
- Kreativitas dalam menyajikan makanan
Sajikan makanan dengan cara yang menarik bagi anak, seperti menggunakan piring dengan warna berbeda, sendok berbagai bentuk, membentuk nasi/mie menjadi wajah hewan, memotong buah dan sayuran menjadi bentuk yang lucu atau memberikan tampilan piring yang penuh warna. - Jangan memaksa
Memaksa anak makan bisa membuat mereka semakin menolak. Berikan waktu untuk anak merasa nyaman dengan makanan yang disajikan, dan coba perkenalkan makanan baru secara bertahap. - Ciptakan suasana makan yang menyenangkan
Buat waktu makan menjadi momen yang menyenangkan tanpa tekanan. Hindari gangguan seperti TV atau gawai, sehingga anak bisa fokus pada makanan. - Libatkan anak dalam memilih dan menyiapkan makanan
Mengajak anak berpartisipasi dalam memilih makanan di pasar atau menyiapkan makanan di dapur dapat meningkatkan minat mereka untuk mencoba makanan yang baru. - Konsultasikan dengan dokter spesialis anak
Jika GTM berlangsung lama, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk mendapatkan panduan nutrisi yang sesuai bagi anak.
Jangan biarkan masalah GTM mengganggu tumbuh kembang anak Anda. Di Klinik Laktasi dan Gangguan Makan RSIA SamMarie Wijaya, kami siap membantu gangguan makan si kecil dengan solusi yang tepat untuk masa depan anak yang lebih sehat!
Oleh : dr. Cut Nurul Hafifah, Sp.A-K.NPM
Referensi :
- Brown, J. (2020). “Understanding Feeding Disorders in Toddlers: A Parental Guide.” Journal of Pediatric Health.
- Smith, L. (2021). “Toddler Nutrition and Feeding Practices.” Nutrition and Child Development Journal.
- Dinas Kesehatan Indonesia. (2023). “Pentingnya Gizi Seimbang bagi Tumbuh Kembang Anak.”